Jumat, Januari 09, 2009


TOLAK POLI(TIKUS) BUSUK - SECERCAH ASA, DISELA PUPUSNYA ASA


Mari kita cerdaskan rakyat dalam memilih wakilnya sesuai harapan semua pihak. Calon2 wakil rakyat yg selama ini tidak pernah turun dan tidak pernah berbuat untuk rakyat sudah dapat dipastikan akan bermain "beli suara" antara 10 - 50 ribu rupiah.

Maka mari kita ajarkan kepada rakyat untuk menentukan pilihannya dan berpikir 5 tahun kedepan dengan cara sebagai berikut:
1. Berikan kesadaran bahwa jika selama ini wakil pilihannya tidak berbuat setelah menjadi dewan adalah karena mereka telah membeli suara rakyatnya, dengan persamaan "jika kita membeli barang dari toko maka barang tersebut mau kita apakan saja toko tidak berhak lagi berbicara".
2. Dengan harga suara Rp. 50.000,-- berarti selama 5 tahun kedepan dia telah diberi gaji sebesar Rp. 833,33 per bulan oleh wakilnya. Perhitungannya: Rp. 50.000,-- dibagi 5 tahun dibagi lagi 12 bulan.
3. Jika memang rakyat mau dibeli dan perhitubgab biaya hidup per bulan Rp. 100.000,-- maka sang wakil harus membelinya dengan harga Rp. 6 juta, dengan perhitungan 100ribu kali 1 bulan kali 5 tahun.
4. Terakhir kembalikan pilihan pada rakyat siapa yang akan mereka pilih, karena nasib mereka 5 tahun kedepan tergantung pada pilihan mereka tanggal 9 Aprill 2009.

Mari kita cerdaskan rakyat, supaya negeri ini menjadi INDONESIA yang SEJAHTERA serta memiliki wakil rakyat yang berpihak kepada rakyat.

Merdeka!!!
(Kanadianto | 9/Jan/09 )

Jumat, Desember 19, 2008

TINDAK NYATA MENOLONG ORANG LEMAH

Lindungi Rakyat Kecil, Bangsa Sendiri

Di bawah ini adalah usulan-usulan dari Romo Anton Gunardi MSF dalam menolong kalangan miskin dalam menghadapi krisis ekonomi global ini .

Diambil dari milis sebelah tapi rasanya kita perlu merenungkannya, terlepas kita setuju atau tidak, namun intinya kita memang perlu lebih memperhatikan orang-orang yang tidak seberuntung kita.

Silahkan diamati :

1. Kalau beli MAJALAH, jangan beli di dalam supermarket atau toko buku. Tetapi usahakan untuk membelinya dari kios pinggir jalan atau pun di lampu merah. Sehingga uang keuntungan akan masuk ke orang kecil.

2. Kalau beli SAYUR-SAYURAN, mungkin bisa beli di tukang sayur yang lewat di rumah daripada beli di supermarket. Kebanyakan dari kita tidak ada di rumah pada saat tukang sayur lewat, tetapi bisa juga kita titipkan dengan pembantu/tetangga. Agak lebih repot sedikit, tetapi uangnya akan masuk ke
orang kecil
.

3. Ada baiknya secara berkala, misalnya satu bulan sekali, kita panggil tukang NASI GORENG/TUKANG SATE yang lewat di depan rumah. Walaupun kita tidak terlalu ingin makan nasi goreng atau sate, tetapi bolehlah sekali-sekali membeli dagangan mereka. Uangnya akan membantu org kecil jg.

4. Sering kita berjalan-jalan dan mendapati beberapa orang berjualan KUE, misalnya kue pancong, kue ape, dsb. Belilah.Untuk kita uangnya tidak seberapa, tetapi untuk mereka akan sangat berguna bagi org kecil. Tentu saja jangan keseringan,
karena nanti kita juga bosen.

6. Untuk yang cowok -- mungkin jika tidak terlalu pusing sama model rambut, ada baiknya mulai POTONG RAMBUT di barbershop ketimbang di salon. Lumayan bisa menolong mereka.

7. Kalo mau service ke BENGKEL,mendingan nggak ke dealer tapi ke bengkel umum/biasa, jadi dapat membantu usaha org kecil.

8. Sebulan sekali gaji yang kita peroleh bisa kita sisihkan ke YATIM atau JANDA janda tua atao orang yang berhak / yang membutuhkan. Hal ini sangat membantu kaum miskin / duafa. Disamping itu kita juga akan mendapat pahala atas kebaikan kita tersebut.

9. Bagi yang punya MOBIL ada baiknya kita sewaktu waktu naik angkutan umum kayak bis, mikrolet, bajai dan becak, buat nambah penghasilan mereka.

10. Bagi yg punya dana berlebih, bisa juga membuka usaha kecil2an seperti WARUNG rokok, kios pulsa, jual gorengan dll untuk membantu anggota keluarga ataupun teman sekampung yg menganggur. Ini akan sangat membantu mengurangi pengangguran di negara kita.

Kalau di dalam mailing list ini ada 30 orang, rasanya uang yang turun ke bawah cukup lumayan. Jika kita beli nasi goreng seharga 4000 rupiah satu kali sebulan, maka uang yang kita "berikan" ke orang kecil sudah mencapai 120 ribu sebulan -- itu hanya dari urusan nasi goreng.

Jadi rasanya kalau kita membiasakan diri untuk melakukan ini, maka mudah-mudahan secara perlahan kita bisa menyeimbangkan distribusi uang ke bawah.

Apalagi jika Anda mau meneruskan usul ini.

Atau jika itu terlalu muluk -- paling tidak kita sudah memainkan peran kita untuk menolong orang kecil.

[Antonius Gunardi MSF | 19/12/2009]

Selasa, November 25, 2008

Keserakahan Hari Ini; Bencana Hari Esok

Contoh Aktual Di Depan Mata.

Cermati cuplikan artikel Radar Banten, ,"......Kita ingin kembalikan ke fungsinya. Kita ingin lestarikan situ tersebut. Jadi, jangan ada bangunan di sana,” kata Bupati Tangerang Ismet Iskandar, usai memperingati Hari Ulang Tahunnya yang ke-60, di Gedung Serba Guna (GSG) Kabupaten Tangerang, Jumat (2/5). Dikatakan Ismet, dirinya telah memerintahkan aparat Satpol PP untuk membongkar seluruh rumah dan bangunan yang berdiri di atas situ tersebut.
”Pemerintah sudah berulang kali mengingatkan untuk segera meninggalkan lokasi dan membongkar. Tapi, masih saja ada yang di sana,” kata Ismet.
Saat disinggung bahwa pembongkaran yang dilakukan Pemkab Tangerang merupakan pesanan atau keinginan pengembang, Ismet membantahnya. ”Nggak bener. Nggak ada itu. Kita mau kembalikan ke fungsinya, kita mau lestarikan,” katanya. .....
"(sumber: Radar Banten|03 Mei 2008)

Enam bulan telah berlalu, masyarakat sudah tergusur tanpa kejelasan..... sekarang jangan berharap kita akan dapat melihat Situ Antap secara bebas. Hal ini terjadi karena telh berdiri pagar beton yang mengelilingi seluruh Situ, hanya ada satu akses masuk yaitu melalui sebuah perumahan. Eronisnya lagi, disisi lain sebuah alat beko terus bekerja melakukan pengurukan tanah.

Itukah yang disebut sebagai usaha MELESTARIKAN SITU dan MENGEMBALIKAN FUNGSI situ? Pertanyaan berikutnya adalah "Apa yang di lestarikan" dan "Apa yang dikembalikan fungsinya"

Lebih aneh lagi bahwa status kepemilikan tanah Situ yang seharusnya milik Negara tetapi dimiliki oleh perorangan "...Nukman, warga Kelurahan Rempoa, Kecamatan
Ciputat, Kabupaten Tangerang mengatakan, keluarnya bukti kepemilikan sebagian lahan Situ Antap atas nama Ny Darnelis didasarkan pada surat keterangan sertifikat yang dikeluarkan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Tangerang.
Dalam surat bernomor 550/659-2006, kata Nukman, ......
" tetapi badan resmi pemerintah yang mempunyai wewenang mengatakan bahwa "....Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Tangerang Lunggana mengaku, pihaknya tidak tahu soal terbitnya sertifikat tanah situ atas nama perorangan di Kabupaten Tangerang yang merupakan lahan milik negara. ...." (sumber: Radar Banten|25 Mei 2007)
".....Dipaparkan Nukman, berdasarkan pernyataan sesepuh Situ Antap Andi Tajudin bahwa situ tersebut tidak pernah ada yang memiliki. Tapi, tiba-tiba muncul sertifikat atas nama Ny Darnelis, yang belakangan diketahui ibu mertua dari Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin. Dikatakan, Pemkab Tangerang harus bertanggung jawab atas nasib warga Situ Antap yang saat ini tidak memiliki rumah. Mereka menuntut Pemkab Tangerang untuk menyediakan lahan. Warga mengaku bahwa mereka mengalami kerugian puluhan hingga ratusan juta rupiah. Sebab, banyak warga yang memiliki rumah atau bangunan yang permanen dan terbilang lumayan mewah....."(sumber: Radar Banten|08 Mei 2008)

Permainan kebijakan yang sangat tidak berpihak pada rakyat kecil dan yang paling mengenaskan adalah TIDAK ADANYA KEPEDULIAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP, pelestarian alam dan fungsinya. Semua pihak terkait mengatakan "Tidak Tahu", Tidak Tahu Menahu", "Belum Tahu", semua merasa tidak tahu karena memang tidak mau tahu

Semakin habis daerah resapan yang ada di wilayah Ciputat ini, hanya karena keserakahan hari ini tanpa memikir dampak bagi generasi anak cucu dimasa yang akan datang.

Keserakahan Hari Ini: Bencana Hari Esok
Ditulis berdasarkan penglihatan mata langsung di lokasi bersama Ketua RT di Perumahan MABAD 124 Rempoa, Ciputat Timur karena adanya keresahan warga akan dampak lingkungan dimasa depan.
[Kana | 25 November 2008]

Sabtu, November 15, 2008

Import Limbah: Ironi Kebijakan Yang Sengsarakan Kaum Pemulung

Para Pemulung Demo Tolak Import Limbah ke DPRRI


Akhirnya para pemulung yang bersatu dalam Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) berdemo ke DPRRI pada hari Kamis, tgl 13 November 2008. Merka memprotes kebijakan pemerintah yang membolehkan pihak2 tertentu untuk melakukan import limbah....

Beberapa dari mereka akhirnya diterima oleh Fraksi PDI Perjuangan yang diwakili oleh Bpk. Sonny Keraf dan Bpk. Yakobus.

Mereka pada intinya menolak atas kebijakan pemerintah atas adanya import limbah tersebut, karena berdampak pada penghasilan mereka. Sebelum adanya import barang2 mereka dapat terjual dengan harga Rp. 1.000,-- dan sekarang menjadi Rp. 200,--, harga jatuh hingga 80%, demikian dikatakan oleh ketua umum IP, Bpk. Kuswoyo.
Harga komoditi mereka menjadi tidak dalam kontrol mereka, harga ditentukan oleh pembeli karena adanya saingan import tersebut.

Dengan adanya kebijakan tersebut, kehidupan mereka yang sudah sengsara semakin sengsara dan terhimpit. Kebutuhan hidup sehari-hari semakin menanjak dan pendapatn mereka semakin menurun. jaminan kesehatan dan keselamatan kerja tidak jelas, demikian disampaikan oleh salah satu utusan perempuan.

Sebuah kebijakan pemerintah yang tidak sama sekali berpihak pada rakyat kecil. Mereka masih percaya pada PDI Perjuangan untuk membawa kesejahteraan bagi mereka kaum kecil, rakyat kecil yang selalu menjadi korban kebijakan pemerintah.

Semoga harapan mereka dapat menjadi kenyataan dimasa mendatang.
Semoga saja harapan tidak hanya menjadi asa, tetapi asa menjadi realita hidup.
Mari berjuang bersama rakyat menuju Indonesia sejahtera.
(Kana | 19/11/08)

Rabu, November 12, 2008

Pantai Kabupaten Tangerang Rusak

Abrasi Pantai Tangerang Capai 51 Persen

JAKARTA. - Tingkat abrasi (pengikisan) Pantai Tangerang hingga kini mencapai 51 persen dari total keseluruhan, yaitu 51 kilometer. Hal ini disebabkan oleh arus pantai yang cukup deras, tanggul penahan air yang lemah, kurangnya lahan hutan bakau, serta sisa-sisa eksplorasi pasir laut liar yang terjadi sekitar 3-5 tahun lalu.

Menurut Kepala Badan Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang Benyamin Davnie, dalam dua tahun belakangan, pemerintah daerah telah menggelontorkan uang total Rp 2 miliar guna mencegah laju abrasi. Namun, anggaran itu dinilai belum mencukupi.

"Memang kebutuhan dana untuk penanggulangan abrasi sangat besar. Ke depannya, kami akan mencoba mengajukan ke tingkat provinsi dan pusat," ujar Benyamin, Selasa (11/11) di Jakarta. Benyamin juga mengatakan, pihaknya akan lebih intensif dalam membangun tanggul penahan air, serta memperluas hutan bakau yang berada di Pantai Tangerang. Mengenai kerugian, Benyamin mengaku tidak mengetahui angkanya. Namun, ia mengatakan bahwa kerugian material tetap ada. (kompas.com, 11/11/2008 | 19:15 WIB)

Sabtu, November 08, 2008

Perjalanan Panjang Kota Tangerang Selatan

Selamat Datang Kota Tangerang Selatan

Kanadianto: Anggota Presidium Tangerang Selatan


Sebuah perjalanan panjang lahirnya Kota Tangerang Selatan. Wacana pemekaran ini pertama kali dicetuskan oleh beberapa kawan yang mempunyai kepedulian terhadap kinerja dan efektifitas pelayanan terhadap rakyat dari pemerintah di Kabupaten Tangerang yang begitu luas. Mereka kemudian membentuk wadah yang dinamakan Komite Persiapan Pembentukan Daerah Otonom (KPPDO) Cipasera. wadah ini beranggotakan individu maupun kelompok/ormas. Selain wadah tersebut beberapa waktu kemudian dibentuk wadah lain yaitu KOMBER (Komite Bersama) Cipasera. Kedua wadah tersebut berjalan bersama saling bahu membahu mengadakan sosialisasi, jajak pendapat dan studi kelayak terhadap kalayakan terbentuknya Cipasera.

Salah satu ormas yang mendukung lahirnya Cipasera sejak awal adalah Banteng Muda Indonesia (BMI) tingkat Kecamatan Ciputat, Pamulang dan Pondok Aren. Kanadianto sebagai ketua PAC BMI Ciputat tak pernah surut berbuat demi lahirnya kota yang baru, bergabung dalam wadah KOMBER Cipasera dan secara konsisten BMI terus menerus melakukan pendekatan dan sosialisasi Cipasera. Cipasera adalah akronim dari 4 kecamatan yang semula akan bergabung, yaitu: CIputat, PAmulang, SERpong dan pondok Aren, yang kemudian dalam perjalana bertambah dengan 2 kecamatan lain yang ingin bergabung, yaitu: Ciasuk dan Pagedangan.

Pada awalnya wacana ini ditentang keras oleh penguasa di Kabupaten Tangerang, baik eksekutif maupun legislatifnya tetapi masyarakat terus mendesak secara perlahan. perjuangan inipun tidaklah lancar. Bahkan sempat membuat anggota kedua wadah diatas frustasi, ritme perjuangan naik turun. Tetapi jika sebuah perjuangan dilandasi oleh niat baik untuk berbuat bagi rakyat maka pada akhirnya memberikan hasil yang manis. Sebuah perjalanan panjang dimalam gelap tanpa sinar rembulan akhirnya menenui ujungnya di pagi nan cerah penuh sinar hangat matahari.

Pada saat pemerintah Kabupaten Tangerang menyetujui pembentukan kota baru, maka bergabunglah berbagi wadah yang kedalam 1 wadah yang dinamai PRESIDIUM dan disepakati oleh seluruh anggota Presidium sebuah nama baru yaitu: Tangerang Selatan. Dan ini bukan akhir sebuah perjalanan, perjalanan masih panjang dan berakhir pada hari Rabu, tanggal 29 bulan Oktober tahun 2008 secara resmi berdirilah Kota Tangerang Selatan dengan ditandainya pengesahan di Gedung Paripurna II DPRRI.

Sebuah kelahiran terjadi pada tanggal itu. Kanadianto, yang ikut membuahi janin yang disebut Cipasera dan terlahir 8 tahun kemudian sebagai Kota Tangerang Selatan merasa perlu untuk tetap menjaga bayi ini hingga balita dengan menyatakan diri mencalonkan diri sebagai Calon Legislatif DPRD Kabupaten Tangerang dengan nomor urut 8 (delapan) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Pada kesempatan ini Kanadianto mohon dukungan dan doa restunya dari seluruh masyarakat Tangerang Selatan.

Rabu, November 05, 2008

Satwa Langka Indonesia

Fauna Sebagai Identitas Provinsi Indonesia

Tahukah anda bahwa beberapa fauna/satwa yg ada di Indonesia juga digunakan sebagai salah satu identitas Provinsi kita? Berikut adalah daftar fauna sebagai identitas provinsi:


Sumatera Utara Beo Nias (Gracula religiosa robusta)
Riau : Serindit (Loriculus galgulus)
Sumatera Barat : Kuau besar (Argusianus argus)
Jambi : Harimau Sumatera (Panthera tigris)
Sumatera Selatan : Ikan belida (Chilata lopis)
Bengkulu : Beruang madu (Helarctos malayanus)
Lampung : Gajah Sumatra (Elephas maximus)
DKI Jakarta : Elang bondol (Haliastur indus)
Banten : Badak Jawa (Rhinocerus sondaicus)
Jawa Barat : Macan tutul (Panthera pardus sondaicus)
Jawa Tengah : Kepodang (Oriolus chinensis)
DI Yogyakarta : Perkutut (Geopelia striata )
Jawa Timur : Bekisar (Gallus gallus × Gallus varius)
Bali : Jalak Bali (Leucopsar rotschildi)
Nusa Tenggara Barat : Rusa Timor (Cervus timorensis)
Nusa Tenggara Timur : Komodo/ora (Varanus komodoensis)
Kalimantan Barat : Enggang Gading (Rhinoplax vigil)
Kalimantan Tengah : Kuau Melayu (Poliplectron malaccense)
Kalimantan Selatan : Bekantan (Nasalis larvatus)
Kalimantan Timur : Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris)
Sulawesi Selatan : Rangkong (Rhyteceros cassidix)
Sulawesi Tenggara : Anoa (Bubalus depressicornis)
Sulawesi Tengah : Maleo (Macrocephalon maleo)
Sulawesi Utara : Tangkasi/Tarsius (Tarsius spectrum)
Maluku : Nuri Raja (Alisterus amboinensis)
Papua : Cendrawasih 12 kawat (Seleucidis melanoleucus)

Senin, November 03, 2008

Trik Dewan Rakyat



Kanadianto, Caleg DPRD Kabupaten Tangerang

Bikin Bakti Sosial Demi Raih Simpati Rakyat


Cita-citanya tinggi, ingin menjadikan Banten lebih maju, khususnya Kabupaten Tangerang. Rakyatnya juga harus makmur dan sejahtera. Begitulah Kanadianto berjanji kalau kepilih sebagai anggota DPRD Kab. Tangerang. Caleg bernomor urut 8 yang diusung PDI Perjuangan dari daerah pemilihan Banten 3 ini mengaku optimis akan terpilih jadi anggota legislatif di daerahnya.

Kanadianto sudah lama mengabdi di PDI Perjuangan. Dia pernah masuk dalam kepengurusan PDI Perjuangan, menjadi Ketua Anak Ranting diawal kiprahnya. Kanadianto, dia juga sempat menjadi tim sukses pada pemilu presiden 2004.

Tahun 2001 dia masuk kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan. Saat menjalankan tugasnya di DPP PDI Perjuangan, dia sempat menjadi staff Deputi II Kursus Guru Kader Partai angkatan I dan II serta pengkaderan lainnya yang dilakukan oleh Badiklatpus maupun Badilatda PDI PErjuangan Provinsi Banten dan saat ini dia menjadi anggota di Departemen Lingkungan Hidup DPP PDI Perjuangan. Baru kemarin itulah dia menjadi peserta diklat pengelolaan LH bagi calon legislatif 2009 - 2014, yang dikirim oleh Dep. LH DPP karena terkait pencalonan dirinya sebagai anggota dewan di Kab. Tangerang. Di Dep. LH inilah dia banyak berbuat untuk lingkungan alam maupun masyarakat terkait di berbagai tempat, seperti di desa Cijerug Sukabumi.

"Saya ingin membangun masyarakat yang berjiwa Pancasila. Saya juga akan mewujudkan persatuan dalam negara yang demokratis hingga terciptanya masyarakat yang adil dan makmur", ujar Kanadianto saat menyatakan visinya sebagai caleg.

Tak hanya itu, Kanadianto juga berjanji kan memperjuangkan kepentingan rakyat di bidang ekonomi, sosial, dan budaya secara demokratis. "Dengan peran politik yang lebih besar, saya akan berjuang secara konstitusional mewujudkan pemerintahan, melindungi dan membela kepentingan rakyat", imbuhnya

Dalam mempersiapkan pemilu 2009 yang sudah dekat, sampai saat ini dia sudah melakukan berbagai pendekatan kepada masyarakat. Baik pendekatan kultural maupun kunjungan-kunjungan dalam bentuk kegiatan bakti sosial. (ED - Lampu Hijau - 27/10/08)


Sabtu, November 01, 2008

Penanaman Pohon di WanaMega - Sukabumi

Kanadianto: Aktivis Lingkungan Hidup

Sekarang Menanam Kelak Anak Cucu Kita Menikmati

Kewajiban kita adalah menjaga kelestarian alam dan keseimbangan alam demi kehidupan manusia dimasa depan. Masa depan bumi ini ada ditangan kita semua. Gunung, sungai dan laut seingkali menjadi korban keserakahan manusia yang tidak bertanggung jawab. Bencana datangnya karena ulah manusia semata. Keserakahan dan ketidak pedulian adalah petaka bumi. Untuk itu pada masa sekarang ini kita harus peduli terhadap pelestarian alam dan menanam pohon, kelak anak cucu kita akan menikmati.

Demikian dikatakan oleh Kanadianto, Anggota Bidang Lingkungan Hidup dan Pengabdian Masyarakat Departemen LH DPP PDI Perjuangan kepada Tenar saat kunjungan ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) tanggal 13 Agustus 2008.

Menurutnya, penanaman pohon ini merupakan kepedulian PDI Perjuangan terhadap perlunya pelestarian lingkungan berwawasan jangka panjang yang diwujudkan dalam kerjasama dengan Balai Besar TNGP dan Conservation International Indonesia (CII) dalam program adopsi pohon.

Pada areal seluas 10 hektar telah ditaman berbagai jenis pohon kayu dan pohon buah sebanyak 4.000 pohon. Penanaman pohon terakhir dilakukan oleh Ketua Umum PDI Perjuangan, Hj Megawati Soekarnoputri dan jajaran DPP lainnya. Pekerjaan ini telah dimulai sejak 6 bulan sebelumnya, diawali dengan selamatan kecil, pembuatan larikan & lobang tanam dan penanaman bibit.

Program ini adalah kerjasama antara PDI Perjuangan, Conservation International Indonesia dan Taman Nasional Gede Pangrango. Inilah bukti lain bahwa PDI Perjuangan mempunyai perhatian khusus terhadap lingkungan hidup. Langkah positif yang dilakukan PDI Perjuangan ini dapat menjadi contoh serta dapat diikuti oleh masyarakat luas, sehingga musibah banjir yang selama ini menjadi kejadian rutin di wilayah Jakartansebagai akibat rusaknya daerah resapan air di kawasan hulu sungai dan daerah tangkapan air dapat teratasi

Penanaman tersebut dilakukan di blok 10 dan kemudian secara resmi disebut WANAMEGA.
Merdeka!!! (Leo - Tenar - edisi IX th II/Spt 2008)